Senin, 28 November 2016

Story About Us #2 : Beginning

Lanjutan cerita dari Story About Us #1: Bersepakat

                Setelah acara  foto after wedding, kami langsung mengambil barang-barang yang siap untuk dibawa ke America, hari sebelumya aku sudah packing. Berangkat ke bandara yang ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam. Kami pun sebenarnya belum terlalu nyambung jika ngobrol. Kami suka bingung sendiri, mau ngomong apa lagi ya setelah ini. Seringnya diem lama, nglirik terus sok-sokan cari kesibukan, agar gak terasa aneh saja. Setelah sampai bandara, tentu diantar keluarga kami masing-masing, disertai tangisan semua keluarga karena melepas anaknya yang selama 26 tahun bersama dalam 1 rumah. Huhf, saat yang berat sebenarnya. Akan tetapi, kami harus tegar dan dewasa. Aku mencoba tidak menangis, padahal dalam hatiku ingin sekali menangis. Setelah tidak terlihat oleh keluarga, air mataku tidak dapat berhenti menetes. Hingga sampai dipesawatpun aku masih saja menangis, berjam-jam non stop. Aku tidak memikirkan untuk ngobrol dengan orang disampingku, yang beberapa jam lalu resmi menjadi suamiku. Dia hanya melihatku, kadang menenangkan, “Sudah ya re jangan nangis lagi.” Karena seharian capeknya luar biasa ditambah habis nangis, kantukpun datang, kepalaku mendoyong ke samping kiri lalu tegak lagi, hampir jatuh ke samping kanan lalu tegak lagi. Alvin lalu dengan lembut mengarakanku untuk tidur di pangkuannya. Uuu, hal teromantis setelah akad nikah hehe

The first time, and still counting.. via www.facebook.com/puuung1/

Setelah lelah dalam perjalanan, kami akhirnya sampai ke apartement. Kami istirahat dengan dengan tenang dan senang tentunya. Sambil menyelaraskan chemistri kami masing-masing, tidak dipungkiri banyak hal yang baru ku tahu tentang kebiasaannya, tentang segala hal. Karena kami tidak melewati masa pacaran, aku tidak tahu makanan apa yang dia suka maupun tidak suka. Aku saja masih merasa aneh, setiap bangun tidur ada orang disampingku. Aku terbiasa tidur sendiri sejak Sekolah Dasar. Kami masih merasa cangung dengan berbagi segala hal, mulai dari kamar mandi, ruangan.
Kamu suka gak sih buah apel? via www.facebook.com/puuung1/

Kami harus menyesuaikan kesukaan dan ketidaksukaan kami menjadi satu. Dalam apartement kami, yang tidak luas, kami saling berdiskusi, barang apa yang pantas diletakkan diruang-ruang tertentu. Aku mulai mengetahui bahwa dia orangnya sangat mendetail dalam segala hal, padahal aku sering lupa akan  hal-hal kecil, misal menaruh kunci dan segala hal yang sebenarnya penting. Dia suka cerewet sekali saat jarum pentul untuk kerudungku berceceran dimana-mana. Hal tersebut menakutkan bagi dia, bisa saja melukaiku atau dia. Padahal waktu aku masih sendiri, sering jarum pentul aku tancapkan dikasur samping bantal, it is okay, i never hurt because of that. Setelah ku pikir-pikir ternyata benar juga. Hmm, perlu banyak waktu untuk mengenalnya lebih jauh.

see? itu salah satu ruang di apartemen kami. via www.facebook.com/puuung1/

               2 hari ini kami sibuk menata ruangan dan barang-barang kami. Alvin pindah di apartemen ini tepat sehari sebelum dia balik ke Indonesia. Jadi ya masih kosong dan barang-barangnya pun masih dalam kardus-kardus pindahan dari apartemen lama. Dia memilih apartemen yang sedikit lebih besar dan bisa melihat bintang, seperti yang pernah aku ceritakan ke dia, suatu saat aku ingin punya rumah yang bisa ngelihat bintang dari atap, yah minimal dari jendela lah hehe.


Melihat bintang dari jendela. via www.facebook.com/puuung1/



                Hari ke3 dia sudah berangkat kerja. Sebelum berangkat kerja, aku selalu memberikan kata-kata semangat untuk dia, seperti contohnya, “You can do everything because you are my strongest husband.” Atau “ biarlah semua terjadi, yang penting do your best, my sweetest husband!” Dan kata-kata lainnya sambil aku cium keningnya. Aku yakin kesuksesan seseorang juga ditentukan orang disekitarnya. Aku harus membuat dia hebat dan lebih percaya diri mengahadapi apapun.
Selamat bekerja, my husband. via www.facebook.com/puuung1/

Bersambung..

Disclaimer: Pas di pesawat, Rere pakai jilbab ya. Karena Jilbab itu wajib.

Cerita lengkap klik => Story About Us

Tidak ada komentar:

Posting Komentar