Jumat, 02 Desember 2016

Meningkatkan Target Ibadah


Meningkatkan target via linkedln.com

Kenapa sih kita harus meningkatkan target ibadah terus? Karena Ridho Allah itu gak gampang didapetin, surga itu juga gak mudah dimasukin, harus perlu perjuangan panjang dan istiqomah menuju kebaikan. Sebagai hamba Allah SWT, kita tentu paham dengan naik tingkat. Jika kita sedang diuji, setelah kita berhasil melewati itu semua maka kita akan naik tingkat. Nah ada sesuatu nih di paragraf selanjutnya.. hehe

Kamu tentu pernah merasakan, setelah target-target harian terlaksana semua, tetapi masih ada yang kurang, hati masih belum tenang, (kadang orang malah mengartikan kurang piknik hmm). Kata Ustadzah Khodariyah, itu tanda bahwa ibadah kita perlu ditambah lagi, dan sebenarnya Allah SWT akan menaikan derajat kita. Jika kita berada di tingkat lebih atas, tidak mungkin kan beban dan tugas kita semakin berkurang, justu akan semakin bertambah terus menerus. Akan tetapi, jangan khawatir Allah SWT juga akan meningkatkan kualitas diri kita agar dapat melewati semua itu.

Btw, kita semua udah punya terget amalan harian kan ya? Ini nih contoh daftar amalan harian:

·         Shalat wajib di awal waktu
·         Shalat dhuha(awalnya 2 rakaat, 4 rakaat, dst)
·         Baca Al Quran(dimulai dari 1 halaman, 1 lembar, 5 lembar, 10 lembar/1 juz, dst)
·         Shalat Rawatib

Dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)1

·         Puasa Senin Kamis. Btw kalau gak sempet sahur gak papa kok karena sahur itu sunnah muakad, kamu juga gak akan mati karena puasa tapi gak sahur. Coba aja dulu, kalau gak kuat boleh kok dibatalin. Yang penting nyoba dulu.

Rasul juga pernah tidak sahur ketika puasa, ini hadistnya:
Dari ‘Aisyah ummul mukminin –Radhiyallahu anha- berliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadaku di satu hari: Wahai ‘Aisyah apakah kamu memiliki sesuatu (makanan)? Aku menjawab: Wahai Rasulullah ! Kita tidak memiliki apa-apa. Maka beliau berkata: Saya berpuasa. (HR Muslim)2

·         Tahajut(dimulai dari 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat, 8 rakaat, dst) + shalat witir(1 rakaat, 3 rakaat, dst). Aneh ya cuma 1 rakaat? Akan tetapi ada hadistnya kok

“Shalat malam itu 2 rakaat salam, 2 rakaat salam. Apabila kalian khawatir masuk subuh, hendaknya dia shalat satu rakaat sebagai witir dari shalat malam yang telah dia kerjakan.” (HR. Bukhari 990 dan Muslim 749).3

·         Sedekah(misal perminggu berapa gitu, sesuai kemampuan)
·         Olahraga(misal perminggu sekali, dst)
·         Silaturahmi(ini mah bebas perminggu berapa kali, tapi sebaiknya ada ya)
·         Hafalin Quran
Dst

            Sedikit berbagi pengalaman, saya dulu mulainya dengan membuat daftar amalan harian, ada kolom yang harus dicentang kalau sudah melaksanakan dan dievaluasi per minggu oleh kak Diah, kakak liqo’ pertamaku. Dimulai dari yang termudah dulu, yang sekiranya saya kuat maksain dan ngejalanin. Misal daftar diatas, saya baca alquran baru 5 lembar. Beuuh awalnya rasanya berat banget, baca al quran 5 lembar, yang sebelumnya cuma 1 halaman. Tapi, coba paksain dulu, lama-lama kamu akan merasakan nikmatnya beribadah. Dan rasanya dihati kurang gitu kalau belum ngelaksanain itu.

            Kalau kamu baru mulai seperti saya, langkahnya
1. Buat targetmu, tulis, dan evaluasi setiap minggu.
2. Paksain aja dulu, awalnya emang keteteran dan sulit, lama kelamaan kamu akan merasakan sensasinya. Luar biasa adem dah di hati. Ga percaya? Coba aja dulu.
3. Kalau ada temennya semakin enak. Makanya ajakin sahabatmu buat mulai membuat target amalan harian. (nambah pahala juga ngajak orang ke arah kebaikan hehe)

Udah berhasil? Yakin gak pengen nambah? Nambah aja, jangan khawatir soal waktu, semakin kamu sibuk untuk kebaikan-kebaikan, maka waktumu akan semakin efektif digunakannya. Jadi, saat ditanya pertanggung jawaban waktu luang pas diakhirat, kita bisa tenang jawabnya.  Allah SWT pasti akan selalu ada disetiap urusanmu, Insya Allah dimudakan dalam segala hal, jika kamu selalu mengutamakan Allah dulu.

Ada juga hal yang penting, bahwa kita tetap tidak boleh memandang rendah orang lain yang terlihat amalannya masih lebih sedikit daripada kita. Kita mungkin bisa salah sangka, orang tersebut siapa tahu amalannya disembunyikan, yang bisa jadi itu lebih besar dan lebih diterima Allah daripada amalan kita. Kita ini tidak tahu, apakah amalan kita yang kita fikir sudah banyak bakalan diterima Allah SWT, maka dari itu kita tidak boleh sombong.

Kita bisa melakukan ibadah-ibadah tersebut juga karena karunia Allah kepada kita. Jika Allah tidak memberikan karuniaNya kepada kita, apa yang akan terjadi dengan keseharian kita? Tanpa ada rasa tenang damai dalam menjalani segala aktifitas. Jadi sekali lagi kita tidak boleh sombong.

"Sungguh amal seseorang tidak akan memasukkannya ke dalam surga." Mereka bertanya, "tidak pula engkau ya Rasulallah?" Beliau menjawab, "Tidak pula saya. Hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmat-Nya. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)." (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik al-Bukhari)4

Wallahu'alam



Referensi:
4.http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2015/01/16/35075/renungan-jangan-merasa-bangga-diri-dengan-amal-kita/

2 komentar: