Senin, 05 Desember 2016

Aku membuat Bapak menangis dua kali


                Assalamualaikum wr wb bapak.. Sehat sekarang? Sebentar lagi aku pulang kok pak. hehe

                Ayahku tipe orang yang sangat jarang sekali menangis. Kakek meninggal saja, Bapak tidak menangis, sampai saya tanya ke beliau, “ Kok gak nangis?” Bapak menjawab, “ Sejak dewasa bapak sudah tidak pernah menangis lagi.” Beliau tipe orang pekerja keras, tidak mudah menyerah. Beliau biasa memperbaiki mesin cetak, padahal beliau bukan teknisi tapi operator mesin. Setiap aku tanya, “Sudah selesai belum mesinnya pak?” Suara dengan nada rendah di telepon kadang menjawab, “Hampir selasai dek, bapak sudah janji sama bos, 2 minggu selesai.”

                Jika bercerita tentang kuliah pasti ke Bapak, misal baru pusing banget dengan kepadatan kuliah. Bapak nasehatin dengan kata-kata bijaknya. Intinya, kerjaan yang kelihatan pasti bisa diselesain. Bumi Alloh itu luas, bersyukur aja dimanapun berada. Tipe penyayang keluarga, apalagi sama cucunya. Bapak juga care banget sama keluarga besarnya.

                Sebagai anak peremuan satu-satunya, aku pernah membuat Bapak menangis pada saat wisuda SMA disitu saya dapat nilai 10 Ujian Nasional pelajaran Matematika. Bapak di atas panggung menangis, tapi gak terlalu kelihatan sih, karena air matanya langsung diusap pakai tangan. Kalau gambar diatas dibesarin kelihatan matanya merah dan sedikit berair. Huuft sedikit kaget juga, ini pertama aku melihat Bapak meneteskan air mata.

                Setelah lulus aku ketrima di STIS dan UGM. Aku memilih kuliah di STIS karena itu juga permintaan Bapak. Setiap tahap pengumuman STIS, kami sekeluarga begadang nunggu jam 00.00. Setelah setiap tahap ketrima semua, Bapak bilang, “Ini kado buat Bapak karena Bapak sebentar lagi mau ulang tahun kan hehe.” Beliau pernah juga ngasih tau, “Sebenarnya sebelum punya anak aku, beliau pernah bercita-cita anaknya bisa kuliah di STIS, karena melihat anak Bosnya juga kuliah disana.”

                Hari berlalu begitu cepat sejak pengumuman. Sore itu, dengan diantar seluruh keluarga, aku berangkat merantau ke ibukota. Setiap keluargaku menangis, suasananya begitu dramatis.  Bapak juga menangis, apalagi saat memelukku. Anak perempuan satu-satunya yang setiap hari bersama, tidur dirumah, yang dari kecil di rawat sampai sebesar ini, harus dilepasnya. Beliau sebenarnya khawatir, jika terjadi sesuatu dengan anaknya ini. Ini kali kedua, beliau menangis gara-gara aku. Sekuat apapun mencoba menahan aku yakin hal itu sangat berat.

                Diujung telepon, pasti aku dengar suara, “Jaga kesehatan.” Sampai sekarang dia selalu mengkhawatirkan aku makan apa. Setiap telepon selalu ditanya, ”Udah makan belum? Sama apa? Makan yang bergizi.” Beliau juga care sekali dengan jadwal-jadwal kuliahku. Beliau juga sama sekali tidak mengijinkan aku kerja part time. Sampai kita berdiskusi berkali-kali, ujungnya pasti, “Kalau kamu kerja, Bapak gak kerja.” Hmm, bentuk kasih sayangnya kepada anak perempuan satu-satunya.

Love you, always pak.

2 komentar:

  1. Like this...klwrga yg plg mengerti kita...keharmonisan klwrga sAngat mendukung kesuksesan anggota klwrganya

    BalasHapus