Baca
novel ini bisa senyum-senyum, ketawa, bahkan sampai mbrebes mili dan nangis. Novel remaja islami ini bercerita bukan
hanya mengenai cinta tapi
juga bercerita tentang cinta kepada Ibu.
Kak
Asma Nadia sangat keren dalam menyajikan cerita. Menyelipkan semua amanat dalam
setiap cerita yang langsung di aplikasikan ke kehidupan tokoh dalam novel
tersebut. Berlatar belakang bogor, jakarta, bandung, dan juga jogja, memberikan
gambaran yang sangat detail dalam cerita tersebut. Novel ini cocok dibaca semua
kalangan umur, walaupun basenya remaja tapi didalamnya banyak
kehidupan-kehidupan yang disorot.
Novel
ini recomended banget dibaca. Berhalaman 292 yang kalau saya selesai sekitar 5
jam, berhasil mengubah mindset saya mengenai ibu, orang tua. Jika berniat
membeli novelnya, stop baca sampai sini!
Well
langsung aja ke hikmah yang saya dapat setelah baca novel ini:
Sayangilah ibumu!
Semua
orang memang tidak sempurna, termasuk juga ibu. Semua orang tidak ditakdirkan
memiliki ibu yang hebat. Maka dari itu, tetap ada ibu yang tidak baik seperti, memukuli
anaknya, menjual anaknya, dsb. Namun, kewajiban anak tetap harus berbakti
kepadanya selama tidak membuat melanggar larangan Allah SWT. Bersyukurlah masih
mempunyai ibu dan bapak yang lengkap. Seringlah mengunjunginya jika jauh, jika
dekat bersyukurlah dan jangan pernah menyakitinya.
Tahajud!
Bangunlah
disebagian malammu, dirikanlah shalat. Meminta dan menyembahlah kepada Allah
SWT dengan ikhlas. Jangan pernah tinggalkan shalat. Kehidupan didunia ini sungguh
hanya ujian dan cobaan.
Bermanfaatlah bagi sesama!
Seberapa suksesnya dirimu, cita-citakan untuk bermanfaat
bagi sesama. Gunakan hartamu untuk kebaikan. Seperti Cinta dan Makky yang
mempunyai banyak panti asuhan dan mereka sering sekali mengurus sendiri
anak-anak disana.
Berhijrahlah!
Berhijrahlah dari hal-hal yang buruk ke hal-hal yang baik.
Cinta mantap memakai jilbab saat dia berusia 17 tahun. Tidak ada yang menyuruh,
tidak dalam keterpaksaan melakukan kewajibannya sebagai muslimah. Kamu tidak
dapat menyalahkan lingkungan atau orang lain atas hidupmu, hidupmu kamu yang
tentukan. Nantipun kamu yang akan dimintai pertangung jawaban atas apa yang
telah dilakukan di dunia ini.
Jangan menyentuh
lawan jenis sebelum ijab qabul!
Cinta dan Makky tidak pernah sekalipun menyentuh dan sangat
menghindari berduaan akhirnya menikah. Mereka tidak berpacaran, tidak mengumbar
rasa cinta sebelum halal.
Terharu sekali ketika part pertama novel tersebut bercerita
tentang perjalanan religius saat di Kabah, Mekah, Madinah.
Ya Rahiim, ijinkan hambaMu ini beribadah ke rumahMu dimana
Rasul beribadah. Ijinkan hamba berada di Tanah SuciMu. Ijinkan hamba menangis
memohon ampunan dan bersujud tepat didepan Kabah. Hamba rindu ya Rabb, hamba
rindu ingin pergi beribadah ke Masjidil Haram dan ke Madinah.
Novelnya pinjem di perpustakaan rohis STIS, jazakumullah
khairan katsir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar