Jumat, 27 Januari 2017

5 Hikmah dari Novel “Cinta di Ujung Sajadah” Asma Nadia


                Baca novel ini bisa senyum-senyum, ketawa, bahkan sampai mbrebes mili dan nangis. Novel remaja islami ini bercerita bukan hanya mengenai cinta tapi juga bercerita tentang cinta kepada Ibu.

                Kak Asma Nadia sangat keren dalam menyajikan cerita. Menyelipkan semua amanat dalam setiap cerita yang langsung di aplikasikan ke kehidupan tokoh dalam novel tersebut. Berlatar belakang bogor, jakarta, bandung, dan juga jogja, memberikan gambaran yang sangat detail dalam cerita tersebut. Novel ini cocok dibaca semua kalangan umur, walaupun basenya remaja tapi didalamnya banyak kehidupan-kehidupan yang disorot.

                Novel ini recomended banget dibaca. Berhalaman 292 yang kalau saya selesai sekitar 5 jam, berhasil mengubah mindset saya mengenai ibu, orang tua. Jika berniat membeli novelnya, stop baca sampai sini!

                Well langsung aja ke hikmah yang saya dapat setelah baca novel ini:

Sayangilah ibumu!

Semua orang memang tidak sempurna, termasuk juga ibu. Semua orang tidak ditakdirkan memiliki ibu yang hebat. Maka dari itu, tetap ada ibu yang tidak baik seperti, memukuli anaknya, menjual anaknya, dsb. Namun, kewajiban anak tetap harus berbakti kepadanya selama tidak membuat melanggar larangan Allah SWT. Bersyukurlah masih mempunyai ibu dan bapak yang lengkap. Seringlah mengunjunginya jika jauh, jika dekat bersyukurlah dan jangan pernah menyakitinya.

Tahajud!

Bangunlah disebagian malammu, dirikanlah shalat. Meminta dan menyembahlah kepada Allah SWT dengan ikhlas. Jangan pernah tinggalkan shalat. Kehidupan didunia ini sungguh hanya ujian dan cobaan.

 Bermanfaatlah bagi sesama!

Seberapa suksesnya dirimu, cita-citakan untuk bermanfaat bagi sesama. Gunakan hartamu untuk kebaikan. Seperti Cinta dan Makky yang mempunyai banyak panti asuhan dan mereka sering sekali mengurus sendiri anak-anak disana.

Berhijrahlah!

Berhijrahlah dari hal-hal yang buruk ke hal-hal yang baik. Cinta mantap memakai jilbab saat dia berusia 17 tahun. Tidak ada yang menyuruh, tidak dalam keterpaksaan melakukan kewajibannya sebagai muslimah. Kamu tidak dapat menyalahkan lingkungan atau orang lain atas hidupmu, hidupmu kamu yang tentukan. Nantipun kamu yang akan dimintai pertangung jawaban atas apa yang telah dilakukan di dunia ini.

Jangan menyentuh lawan jenis sebelum ijab qabul!

Cinta dan Makky tidak pernah sekalipun menyentuh dan sangat menghindari berduaan akhirnya menikah. Mereka tidak berpacaran, tidak mengumbar rasa cinta sebelum halal.

Terharu sekali ketika part pertama novel tersebut bercerita tentang perjalanan religius saat di Kabah, Mekah, Madinah.

Ya Rahiim, ijinkan hambaMu ini beribadah ke rumahMu dimana Rasul beribadah. Ijinkan hamba berada di Tanah SuciMu. Ijinkan hamba menangis memohon ampunan dan bersujud tepat didepan Kabah. Hamba rindu ya Rabb, hamba rindu ingin pergi beribadah ke Masjidil Haram dan ke Madinah.

Novelnya pinjem di perpustakaan rohis STIS, jazakumullah khairan katsir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar