Selasa, 01 November 2016

SATU TUBUH

I'm home

Keluarga merupakan satu tubuh. Yang satu sakit yang lain ikut merasakan sakitnya. Yang satu bahagia semua ikut bahagia. Satu tubuh yang tak terpisahkan dan saling membantu demi kebahagiaan yang lain. Semua punya peran masing masing dan mempunyai karakter yang berbeda-beda. Layaknya tubuh yang saling menopang, maka keluargapun juga saling menopang untuk mencapai suatu tujuan. Tidak ada keluarga yang sempurna, kadang satu melakukan kesalahan yang membuat satu tubuh tersebut merasakan sakitnya. Tetapi kita tidak pernah saling membenci, walaupun kita kesakitan, kita tidak pernah menyalahkan yang lain atas sakit yang dirasakan, karena ada rasa sayang didalamnya. Jikalau rasa sayang sudah hilang maka masih ada rasa untuk bertahan agar yang lain tidak merasakan sakit saat melepaskan. Seperti satu tubuh, jikalau kaki diamputasi maka semua merasakan sakit, jikalau salah satu dari keluarga pergi maka semua juga merasakan sakit.
Semua anggota keluarga pasti ingin membantu anggota keluarga yang lain. Seperti saya pergi jauh merantau dan mencari ilmu agar kedepannya saya dapat membahagiakan mereka dalam kehidupan. Semua mempunyai cara masing-masing untuk membuat yang lain bahagia. Dengan berada di rumah saja sudah cukup mengenapi kebahagiaan. Semua anggota keluarga pasti ingin selalu berada di rumah dan berkumpul, akan tetapi jarak kadang memisahkan kita dari orang-orang yang kita sayangi. Walaupun berada jauh dari keluarga, tetapi saya berharap setiap hari agar hidup saya kedepan dekat dengan keluarga karena perasaan damai jika berada didekat mereka.
Banyak sekali perjalanan menuju kampung halaman yang saya rasakan. Tentu, kesemuanya tidak selalu bahagia, ada saat dimana kita menerima cobaan hidup saat berada dirumah. Tapi tidak pernah saya sesali sedikitpun berada dekat dengan mereka, melalui cobaan bersama-sama. Sungguh, jangan pernah mengeluh dengan cobaan-cobaan ini, jangan biarkan semua orang tau masalah kita karena itu menyakitkan yang lain. Tangan-tangan ini siap memeluk saat tak sangup lagi bertahan. Banyak kegagalan dalam hidup kita masing-masing tapi ingatlah kamu punya keluarga yang siap menerima apapun keadaanmu karena cinta kami tanpa syarat tanpa pamrih. Saat kamu merasa lelah, pulanglah, kami akan meringankan bebanmu walau hanya dengan menampakan wajah kami yang penuh dengan keikhlasan. Saat kamu tidak diterima dimanapun, maka pulanglah, kami akan menerimamu dengan hati yang sangat lapang dan luas seperti samudra. Saat kamu tak punya apapun di dunia ini, pulanglah, maka akan kami berikan seluruh harta kami untuk hidup bersama-sama menghabiskan sisa umur kita. Pulanglah, kami ini rumahmu, tempat tujuanmu setelah pergi yaitu pulang.
Sungguh, anggota tubuh ini tak pernah dengan sengaja menyakiti yang lain, hanyalah kekhilafan dan kebodohkan yang telah melakukannya. Tidak apa, seberapa besar kesalahanmu, kami akan ikhlas memaafkan dan yang terpenting kita selalu bersama. Selama kita ada kemauan untuk bersama maka pertahankanlah dan berjuanglah untuk itu. Bertahanlah, seberapa hancur dirimu, saya mohon bertahanlah, karena jika bukan keluarga lalu siapa lagi yang akan menerimamu tanpa kata “tapi”. Berjuanglah, karena jika bukan kamu lalu siapa lagi yang akan membahagiakan mereka, setiap kamu adalah harapan bagi mereka. Tetapi tidak apa jika kamu gagal dalam hidup, karena yang membahagiakan adalah melihat kamu berjuang dalam hidup. Dengan berjuang kamu masih bisa menampakan gairah untuk hidup, gairah untuk menjalani hidup dan menua bersama. Bukankah hidup penuh dengan cobaan dan perjuangan? Jadi tubuh, kuat-kuatlah dalam hidup sebelum kita beristirahat dan berkumpul bersama di surga kelak.
Assalamualaikum keluargaku, yuk menua bersama!

2 komentar:

  1. Betul kak rizki

    Keluarga ibarat satu bangunan yg utuh. Bila salah satu bangunan rusak maka yg lain akan kena efeknya.

    Begitu juga keluarga. Jadi harus saling kuat menguatkan.

    Mengingatkan kembali kakka..

    Thank

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak. Kedepannya akan sy perbaiki lagi.

      Hapus