Minggu, 20 November 2016

Story About Us #1 : Bersepakat


Sebelumnya baca ini dulu cerita awalnya: storyaboutus

Semakin lama semua perbedaan tersebut membuat kita menyerah. Kita sama-sama mencari pandangan ke orang lain. Umur kita sudah tidak lagi muda, kita sama-sama sudah seharusnya mencari seseorang yang serius. Kita sudah berjuang menyamakan persepsi selama ini, tapi mau bagaimana lagi. Kamu tau apa yang aku minta, aku juga mengerti apa yang kamu mau. Aku tidak bisa hanya diam di rumah, jiwaku ada di sekolah, mengajar anak-anak TK itu. Aku punya mimpi besar bahwa pendidikan di taman kanak-kanak akan membekas pada mereka selama mereka menjalani kehidupan didunia. Aku ingin mengubah mindset mereka tentang kehidupan, bahwa sesungguhnya kehidupan ini kecil dan kita harus berguna bagi sesama, tidak seperti yang lingkungan ajarkan yaitu mencari keuntungan untuk diri sendiri.

Sedangkan kehidupanmu berada di negara yang sangat jauh dari kotaku. Kamu berfikiran bahwa kehidupan menikah itu tidak longdistance, dan kamu ingin istri yang hanya dirumah saja. Sebernarnya kita pernah diskusi tentang kerja, kamu memperbolehkanku mengajar, tetapi di negaramu itu bisa apa aku? Bahasanya saja aku tidak paham, apalagi aku hanya dari lulusan universitas terbuka, mana mau negara semaju itu menerimaku menjadi guru disana.  Kita stuck.

Sudahlah, aku mulai mengikhlaskanmu via www.facebook.com/puuung1/

Lalu kita bersepakat kita sudahi taaruf ini, dan kita mencari orang lain. Sudah beberapa bulan ini, aku belum menemukan orang yang cocok denganku, sedangkan orang tua sudah meminta untuk bersegera menikah. Tak tahu lah. Kamu sekarang mungkin sudah menemukan wanita baru. Pasti dengan mudah menemukannya karena kamu punya segalanya, masa depan yang cerah dan menjamin, apalagi akhlakmu, ah, sudah lah aku harus segera mengikhlaskanmu.
Mungkin kamu sudah dengan wanita lain via  www.facebook.com/puuung1/

6 bulan berlalu, pada liburan musim semi kamu ternyata pulang ke Indonesia. Kamu heran aku tau darimana? Ya jelas dari timelinemu lah wkwk. Ya sudahlah aku tak peduli. Orang dia bukan siapa-siapa. Mungkin malah untuk mengunjungi kekasih barunya. Hmm, sepertinya aku sudah tidak terlalu berharap denganmu, karena jika kamu pulang pasti tidak lupa aku mengundangmu makan di rumahku(eh salah dirumah orang tuaku), kali ini aku tidak ingin mengundangmu.

                Tiba-tiba pada hari itu, ibu memanggilku, “Re, ada tamu.” Aku bergegas turun, tapi aku bingung sepertinya aku tidak ada appointment dengan siapapun. Yasudahlah, mungkin siapa.

Suprising me via www.facebook.com/puuung1/


Jeng jeng... “Hai re, ini oleh-oleh buat kamu” kata Alvin. Waa, luar biasa terkejut aku, “Duh kok gak bilang-bilang sih mau kesini.” Hmm setidaknya kan aku bisa bersiap dulu gitu, kali pertama dia lihat aku pakai baju rumah. “Iya, tadi sebenarnya mau bilang. Aku telfon rumah yang angkat Ayahmu.” Ow, jadi perlunya bukan sama aku. Ke GR an aku pffft, Rere. “Mau ketemu Ayah toh, yasudah sini masuk dulu, aku pangilin Ayah dulu.”

Ayah tiba-tiba memangilku disuruh gabung dengan obrolan mereka. Duh, padahal aku masih cangung gak enak. Giliran dateng, eh Ayah malah pindah duduk bareng Ibu didepan tv. Walaupun jaraknya gak jauh sih. Kita ngobrol berempat deh di situ. Ketawa-ketawa denger cerita si Alvin. Dalam hatiku, please hentikaaann ini semuaaa. Hmm, lalu ayah bilang, "Ayah setuju kok dengan rencana kalian.” What? Punya rencana apa kita. Suka-suka nih orang, aku aja gatau apa rencananya.
Mainan saja biar gak canggung via www.facebook.com/puuung1/

Di meja ada mainan adekku. Yaudah deh mainan aja, gak peduli lah aku. Eh si Alvin ikutan main juga. Duh, mungkin untuk mencairkan suasana kali ya. Lalu, dia pelan-pelan bicara, dan jelasin semuanya. Dia sudah mencari jalan keluar atas masalah kita. Dia punya ide bahwa nanti disana ada sekolah untuk anak-anak orang indonesia. Dia ingin aku mengajar disana, atau jika tidak aku disuruh fokus menulis saja, dari situ juga bisa merubah mindset orang ke arah yang lebih baik. Yaah, aku mulai setuju itu. Akan tetapi, aku takut sebenarnya untuk pergi ke daerah asing, karena dari lahir hingga hampir kepala 3 dirumah mulu, sekalinya pergi cuma piknik, itu saja maksimal 1 minggu.

Semua proses pernikahan kami sangat dipercepat, hanya dalam waktu 1 minggu, karena keluarga kami menginginkan kami menikah sebelum dia balik ke America. Undangan kami design dan langsung cetak. Disebarkan ke semua teman dan keluarga dekat. Tamu tidak banyak hanya 500 undangan. Lalu, persiapan catering, dekorasi, dsb sudah dipesan. Aku tiap hari bolak-balik mengurus izin pernikahan, dia juga sama.

Akhirnya hari itu tiba, kami melangsungkan akad nikah beserta resepsi. Pukul 12 sudah selasai semua. And do u know? Jam 7 malam nanti pesawat kita berangkat. Betapa hari yang indah dan melelahkan. Setelah resepsi pernikahan, kita melaksanakan foto after wedding, karena kita gak ada pre wedding. Lokasi di pingiran kota, hanya menempuh waktu 30 menit di perjalanan.

Salah satu foto afterwedding via www.facebook.com/puuung1/







Bersambung, tunggu cerita selanjutnyaa... happy reading and baper ing wkwk

Cerita lengkap ada di Kumpulan episode Story About Us


Disclaimer: Sebenarnya tokoh ceweknya pakai jilbab, karena jilbab itu wajib dipakai. tetapi Puuung1 gak buat ilustrasi gambar yang berjilbab, jadi terpaksa pakai gambar itu. Maafin saya yaa :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar