Sebelumnya baca ini dulu cerita awalnya: storyaboutus
Semakin lama
semua perbedaan tersebut membuat kita menyerah. Kita sama-sama mencari
pandangan ke orang lain. Umur kita sudah tidak lagi muda, kita sama-sama sudah
seharusnya mencari seseorang yang serius. Kita sudah berjuang menyamakan
persepsi selama ini, tapi mau bagaimana lagi. Kamu tau apa yang aku minta, aku
juga mengerti apa yang kamu mau. Aku tidak bisa hanya diam di rumah, jiwaku ada
di sekolah, mengajar anak-anak TK itu. Aku punya mimpi besar bahwa pendidikan
di taman kanak-kanak akan membekas pada mereka selama mereka menjalani
kehidupan didunia. Aku ingin mengubah mindset mereka tentang kehidupan, bahwa
sesungguhnya kehidupan ini kecil dan kita harus berguna bagi sesama, tidak
seperti yang lingkungan ajarkan yaitu mencari keuntungan untuk diri sendiri.
Sedangkan
kehidupanmu berada di negara yang sangat jauh dari kotaku. Kamu berfikiran
bahwa kehidupan menikah itu tidak longdistance, dan kamu ingin istri yang hanya
dirumah saja. Sebernarnya kita pernah diskusi tentang kerja, kamu
memperbolehkanku mengajar, tetapi di negaramu itu bisa apa aku? Bahasanya saja
aku tidak paham, apalagi aku hanya dari lulusan universitas terbuka, mana mau
negara semaju itu menerimaku menjadi guru disana. Kita stuck.
Lalu kita
bersepakat kita sudahi taaruf ini, dan kita mencari orang lain. Sudah beberapa
bulan ini, aku belum menemukan orang yang cocok denganku, sedangkan orang tua
sudah meminta untuk bersegera menikah. Tak tahu lah. Kamu sekarang mungkin
sudah menemukan wanita baru. Pasti dengan mudah menemukannya karena kamu punya
segalanya, masa depan yang cerah dan menjamin, apalagi akhlakmu, ah, sudah lah
aku harus segera mengikhlaskanmu.
6 bulan
berlalu, pada liburan musim semi kamu ternyata pulang ke Indonesia. Kamu heran aku tau darimana? Ya jelas dari timelinemu lah wkwk. Ya sudahlah aku tak
peduli. Orang dia bukan siapa-siapa. Mungkin malah untuk mengunjungi kekasih
barunya. Hmm, sepertinya aku sudah tidak terlalu berharap denganmu, karena jika
kamu pulang pasti tidak lupa aku mengundangmu makan di rumahku(eh salah dirumah
orang tuaku), kali ini aku tidak ingin mengundangmu.
Tiba-tiba
pada hari itu, ibu memanggilku, “Re, ada tamu.” Aku bergegas turun, tapi aku
bingung sepertinya aku tidak ada appointment dengan siapapun. Yasudahlah,
mungkin siapa.
Suprising me via www.facebook.com/puuung1/ |
Jeng jeng... “Hai re, ini
oleh-oleh buat kamu” kata Alvin. Waa, luar biasa terkejut aku, “Duh kok gak
bilang-bilang sih mau kesini.” Hmm setidaknya kan aku bisa bersiap dulu gitu,
kali pertama dia lihat aku pakai baju rumah. “Iya, tadi sebenarnya mau bilang. Aku
telfon rumah yang angkat Ayahmu.” Ow, jadi perlunya bukan sama aku. Ke GR an
aku pffft, Rere. “Mau ketemu Ayah toh, yasudah sini masuk dulu, aku pangilin
Ayah dulu.”
Ayah tiba-tiba memangilku disuruh
gabung dengan obrolan mereka. Duh, padahal aku masih cangung gak enak.
Giliran dateng, eh Ayah malah pindah duduk bareng Ibu didepan tv. Walaupun jaraknya
gak jauh sih. Kita ngobrol berempat deh di situ. Ketawa-ketawa denger cerita
si Alvin. Dalam hatiku, please hentikaaann ini semuaaa. Hmm, lalu ayah bilang, "Ayah setuju kok dengan rencana kalian.” What? Punya rencana apa kita. Suka-suka
nih orang, aku aja gatau apa rencananya.
Mainan saja biar gak canggung via www.facebook.com/puuung1/ |
Di meja ada
mainan adekku. Yaudah deh mainan aja, gak peduli lah aku. Eh si Alvin ikutan
main juga. Duh, mungkin untuk mencairkan suasana kali ya. Lalu, dia pelan-pelan
bicara, dan jelasin semuanya. Dia sudah mencari jalan keluar atas masalah kita.
Dia punya ide bahwa nanti disana ada sekolah untuk anak-anak orang indonesia. Dia
ingin aku mengajar disana, atau jika tidak aku disuruh fokus menulis saja, dari
situ juga bisa merubah mindset orang ke arah yang lebih baik. Yaah, aku mulai
setuju itu. Akan tetapi, aku takut sebenarnya untuk pergi ke daerah asing,
karena dari lahir hingga hampir kepala 3 dirumah mulu, sekalinya pergi cuma
piknik, itu saja maksimal 1 minggu.
Semua proses
pernikahan kami sangat dipercepat, hanya dalam waktu 1 minggu, karena keluarga
kami menginginkan kami menikah sebelum dia balik ke America. Undangan kami
design dan langsung cetak. Disebarkan ke semua teman dan keluarga dekat. Tamu tidak
banyak hanya 500 undangan. Lalu, persiapan catering, dekorasi, dsb sudah
dipesan. Aku tiap hari bolak-balik mengurus izin pernikahan, dia juga sama.
Akhirnya hari
itu tiba, kami melangsungkan akad nikah beserta resepsi. Pukul 12 sudah selasai
semua. And do u know? Jam 7 malam nanti pesawat kita berangkat. Betapa hari
yang indah dan melelahkan. Setelah resepsi pernikahan, kita melaksanakan foto
after wedding, karena kita gak ada pre wedding. Lokasi di pingiran kota, hanya
menempuh waktu 30 menit di perjalanan.
Salah satu foto afterwedding via www.facebook.com/puuung1/
|
Bersambung,
tunggu cerita selanjutnyaa... happy reading and baper ing wkwk
Cerita lengkap ada di Kumpulan episode Story About Us
Disclaimer: Sebenarnya tokoh ceweknya pakai jilbab, karena jilbab itu wajib dipakai. tetapi Puuung1 gak buat ilustrasi gambar yang berjilbab, jadi terpaksa pakai gambar itu. Maafin saya yaa :(
Cerita lengkap ada di Kumpulan episode Story About Us
Disclaimer: Sebenarnya tokoh ceweknya pakai jilbab, karena jilbab itu wajib dipakai. tetapi Puuung1 gak buat ilustrasi gambar yang berjilbab, jadi terpaksa pakai gambar itu. Maafin saya yaa :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar