Sabtu, 20 Februari 2021

Terasa dekat dan akrab

Entah, bagaimana awalnya perasaan ini muncul. Entah bagaimana pula, menanggulanginya setelah muncul dan menguat.



Secara kuantitas, bisa dihitung jari hari dimana kita bisa saling melihat. Bisa dihitung dengan satu jari tangan waktu dimana kita bisa saling bertukar pikiran. Namun tidak dapat terhitung oleh angka waktu dimana kamu bersliweran di hati dan otakku.

Secara kualitas, tidak ada quality time antara kita berdua, sama sekali. Entah bagaimana Allah SWT menganugerahkan perasaan indah yang mulai tumbuh berkembang menjadi sangat lebat dan tak tergantikan. Kamu, satu-satunya orang yang ada difikiranku saat diam maupun saat kumintanya untuk berhenti memikirkanmu. ‘Bagaimana’, kata tanya itu yang paling sering muncul disertai perasaan ini.

Seperti tidak terjangkau. Seperti sangat jauh. Seperti sangat sulit. Untuk mewujudkan ‘kita’. Namun entah mengapa, setiap kusadari itu, beberapa detik kemudian muncul harapan seperti daun-daun muda yang membuat semakin besar pohon perasaanku kepadamu. Berkali-kali menyerah, give up sudah, namun berkali-kali pula diyakinkan kembali, dikuatkan kembali olehNya.

Darimana awalnya? Mungkin saat pertama kali aku melihatmu. Mungkin beberapa hari setelahnya, saat kita mulai terbiasa melakukan aktivitas bersama. Atau setelah terpisahkan lalu beberapa jam bertemu. Atau bertahun-tahun setelahnya lalu kita berjumpa kembali? Entah. Aku tidak berani mengungkapkan bahkan saat ditanya di depanmu. Seperti pecundang ya. Ya aku membohongi diriku sendiri, kamu dan orang-orang disekitarku. Egois. Diriku hanya menunggu, tidak berani maju dan berjuang. Takut? Sangat. Sangat takut diriku saat kamu tidak memiliki perasaan yang sama denganku.

Aku bertanya-tanya, adilkah ini untukmu? Bahkan adilkah ini untukku jika aku terus begini. Sepertinya tidak. Tunggu, beri aku waktu 26 hari lagi agar bisa merenungi bagaimana jalan terbaik untuk kita. Aku berdoa serta berpasrah kepadaNya, apakah yang akan membawa kita. Apakah keputusan tetap diam, atau mengungkapkan. Apakah memberi taumu atau diam hingga kembali menujuNya. Atau diberikan orang lain yang lebih pas menjadi jodohku, atau kamu diberikan orang lain yang lebih pas menjadi jodohmu.

Aku sangat mencintaimu. Namun, aku juga mengikhlaskan dirimu jika tidak bersamaku dan kebahagiaanmu bukan diriku. Aku akan sangat bahagia di hari bahagiam. Hari dimana kamu bahagia, aku turut serta. Aku lebih memilih kamu bahagia walaupun tak bersamaku daripada bersamaku tapi itu bukan dirimu yang sesungguhnya. Aku menyukai apa yang kamu sukai, termasuk setiap keadaanmu. Pure, aku menyayangimu.

Dari dasar hatiku, aku hanya berharap yang terbaik untukmu. Aku tidak mensyaratkan perasaan dibalas dengan perasaan yang sama, mendoakan dibalas dengan didoakan. Sungguh aku akan baik-baik saja dan tetap berjuang walaupun kenyataannya perasaanku bertepuk sebelah tangan. Pernah mengenalmu saja aku sudah sangat bersyukur. Aku yang dulu maupun yang sekarang tetap menjadi your secret admire. Saat ini aku tetap mengagumimu, ciptaan Allah yang sangat kusayangi dan kucintai. Entah mungkin sampai nanti aku akan tetap seperti itu. Aku hanya ingin kamu tau, disaat kamu merasa sangat tidak berguna dan direndahkan orang lain, ada orang yang sangat menghargai dan menginginkanmu, itu aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar