Rabu, 17 Februari 2021

Simbok part 4 ~ THE END

Simbok sangat suka sekali cucu perempuan, dan itu terucap olehnya berulang kali. Yang saya adalah cucu kandung perempuan satu-satunya. Sangat bisa dibayangkan betapa beliau sayang kepada saya. Jika beliau sakit, saya yang turut merawat, menyiapkan makan, obat, dsb. Pun, jika saya sakit, ia menemani saya, memijit halus kaki saya, memberi tahu kepada Ibu, bahwa anaknya sakit, dsb. Pada waktu tidak bisa tidur, ia pula menemani saya, mengobrol tentang acara TV, yang saya ingat betul kami melihat acara syuting bawah laut, indahnya karang, ikan, dan semua ciptaanNya kami bicarakan malam itu. Hingga disadari bahwa ia tidak bisa tidur selain dikamarnya, lalu ia kembali ke kamarnya dan saya tidur.

Moment dimana orang pergi untuk selamanya, namun semua memori bersama menjadi sangat nyata dan terputar berulang kali yaitu kematian orang yang dicintai sangat banyak. Bagaimana saya bisa menjalani hidup setelah ini? Bagaimana jika saya pulang, menuju kamarnya, lalu ia tidak ada? bagaimana jika tidak ada yang mengharapkan kehadiran saya seperti yang beliau lakukan? Masih saya fikirkan.

Ia, terlalu banyak mempercayai saya, disaat saya baru bisa naik motor dan belum fasih, ia sangat mempercayaiku untuk memboncengakannya berangkat kerja. Ia yang sangat yakin, bahwa pergi ke Pasar dengan saya adalah satu-satunya pilihan, padahal sebenarnya semua bisa mengantarkan, tapi saya yang beliau pilih untuk mengantar. Ia, yang sangat yakin bahwa hanya dengan saya pergi ke arisan akan sempurna, padahal saudara-saudaranya mungkin meragukan kemampuan saya naik motor hingga berkali-kali mereka berpesan,”ati-ati ya nduk mboncengke mbahe”, tapi beliau tenang duduk dibelakang motor beat, dan tangannya kanannya dikalungkan kencang di perut saya.

Ia, yang sangat mengikuti perkataan saya. Jika saya bilang itu sebaiknya begitu dan begini, beliau lakukan dengan sangat baik. Jika saya ambilkan makanan pada saat sakit, ia makan dengan penuh perjuangan. Kecintaanya kepada saya, sangat nyata sekali. Semua memang hanya tinggal kenangan, tapi setiap detik bersama beliau sangat berharga. Saya yakin ini yang terbaik untuk kami semua, keadaan ini yang terbaik untuk kami.

Ia juga sangat sering menyimpankan makanan untuk saya, membuatkan makanan kesukaan saya, makanan buatan beliau yang paling favorite adalah tape dan apem. Buatannya punya ciri khas sendiri yang cuma beliau yang bisa dengan taste seperti itu. Ciri-ciri ibu banget kan. Ya orang bilang lebih sayang cucu daripada anak. Mungkin beliau juga begitu.

Kecintaannya pada alm suami juga sangat nyata sekali. Berulang kali menyuruh kami ziarah kubur suaminya, yang kadang beliau sudah tidak kuat lagi berjalan menuju pusaran suaminya. Tapi kami sebagai gantinya. Walaupun saya belum pernah bertemu, tapi Simbok beberapa kali bercerita kepada saya mengenai suaminya, moment dimana mereka bertemu lalu kemudian menikah, dia ceritakan kepada saya.. ceritanya waktu jaman masih kecil dan gadis bagaimana, ia juga ceritakan, waktu yang jauh sekali pada waktu itu.

Ah, moment yang tidak bisa terlupakan.


Ditulis 3/6/2020 02:20 WITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar