Sinar matahari beserta angin pagi berhembus disela-sela
rerimbunan pohon depan kosanku, menyelinap melalui ventilasi, lalu mengenai
tubuh hingga sampai ke relung hatiku. Indahnya nikmat yang Allah SWT berikan
kepadaku. Walaupun ini tahun ke 5 ku jauh dari orang tua, namun Allah SWT
selalu memberikan orang-orang yang sangat baik terhadapku berada disekitarku.
Mulai dari Ibu kosan yang sangat baik, hingga teman-teman dikampusku.
Namaku Hani, dari kabupaten terpencil di Sumatera, 5 tahun
lalu aku pertama merantau untuk bersekolah SMA di Ibukota Provinsi karena
berdasarkan pertimbangan bersama orangtua, SMA di Ibukota Provinsi lebih bagus
kualitasnya untuk aku bisa melanjutkan ke universitas di Jawa yang kata
orang-orang dikampungku sangat bagus. 3 Tahun di SMA, aku bertemu dengan teman
seangkatan dan juga banyak kakak kelas yang berasal dari kabupaten yang sama
denganku. Setiap liburan sekolah tiba, kami pulang kampung. Saat itulah
biasanya kami mengadakan acara bersama agar bisa saling bersilaturahmi lintas
angkatan. Ajang inilah juga untuk saling mengenal diantara kami, karena
kehidupan di SMA dulu yang sangat sibuk dan berbeda gedung tiap angkatan
sehingga sulit membuat acara bersama lintas angkatan. Hanya beberapa kali
kulihat dalam acara bersama ini wajah-wajah dan nama-nama baru, sepintas lalu.
Hanya tau, wajah ini namanya ini sepertinya pendiam, wajah itu namanya itu
sepertinya taat beribadah, tanpa tau bagaimana karakter spesifiknya.
Setiap waktu berlalu, terasa berat bagiku, melalui setiap tantangan
kehidupan SMA dan berbagai pelajarannya yang lebih sulit dari masa SMP ku di
Kabupatenku dulu, hingga kehidupan pribadi yang baru berjuang jauh dari orang
tua. Namun, meskipun begitu, aku bersyukur karena saat itu aku menahan semua
sakit yang ada, untuk tetap terus berlari mengejar apapun yang pantas untuk
dikejar. Menahan perasaan agar tidak main-main dengan hati sehingga dapat
mengganggu tujuan utamaku merantau yaitu mencari ilmu untuk bisa kuliah di
Jawa.
berjalan menuju bis kota, source: freepik.com |
Akhirnya masa-masa berat SMA terlalui. Saatnya berjuang
untuk mencari universitas di Jawa. Berbagai informasi kukumpulkan, bertanya ke
kakak tingkat, browsing, hingga mendaftar dan tes. Namun masih tertunda, tahun
ini aku masih belum bisa kuliah di Jawa. Setelah diskusi panjang dengan orang
tua, Kami memutuskan untuk kursus dulu di Ibukota Provinsi persiapan untuk
mendaftar tahun depan. Tahun ke 4 ku merantau digunakan untuk itu. Aku jalani
saja setiap pagi berangkat menuju tempat kursus, berdesak-desakan di bis,
karena aku tidak memiliki kendaraan pribadi, dan kosanku lumayan jauh sekitar 15
km dari tempat kursus. Sebenarnya orang tuaku menyarankan untuk pindah di dekat
tempat kursus, tapi karena sudah nyaman dikosan lama, dan ternyata di daerah
tempat kursus tersebut harga kosannya lebih mahal. Jadi aku mengurungkan niat
dan tetap berjuang setiap pagi dan sore berdesak-desakan di bis. Bahkan
terkadang lari-lari dari halte menuju tempat kursus karena bangunnya telat atau
karena sedang terjadi kemacetan. Pernah beberapa kali juga pulang malam karena
mempelajari yang belum dimengerti. Yah semua kulakukan demi satu tujuan yaitu
kuliah di Jawa.
Ujian masuk universitas barupun telah dimulai, sudah
kupersiapkan jauh-jauh hari dengan khatam buku latihan ujian, mengikuti kursus,
hingga tryout juga kujalani. Apapun yang terjadi, aku akan menghadapinya. Ujian
kukerjakan dengan sungguh-sungguh. Aku mengakhiri ujian setelah beberapa orang
keluar dari ruangan. Selepas ujian, memang sudah kuniatkan untuk pulang
kampung, aku langsung menuju terminal, tanpa tiket bus sebelumnya. Aku mengantri
di loket, Alhamdulillah dapet juga tiket bis yang murah dan jarang tersedia
walaupun jauh-jauh hari dipesan. Tanpa berganti baju dan sepatu selepas ujian,
aku naik bis menuju ke kabupatenku, sudah kubawa beberapa barang saja dalam
ransel. Alhamdulillah hati lega setelah ujian dilaksanakan.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar