Selasa, 12 November 2019

Acceptance: Perkenalan

Sebuah cerita fiksi berupa cerita bersambung, apabila terjadi kesamaan nama, kejadian, tempat, itu hanya kebetulan saja. Semoga bisa bermanfaat, ambil yang baik, buang yang buruk ya teman-teman.

Sinar matahari beserta angin pagi berhembus disela-sela rerimbunan pohon depan kosanku, menyelinap melalui ventilasi, lalu mengenai tubuh hingga sampai ke relung hatiku. Indahnya nikmat yang Allah SWT berikan kepadaku. Walaupun ini tahun ke 5 ku jauh dari orang tua, namun Allah SWT selalu memberikan orang-orang yang sangat baik terhadapku berada disekitarku. Mulai dari Ibu kosan yang sangat baik, hingga teman-teman dikampusku.

Namaku Hani, dari kabupaten terpencil di Sumatera, 5 tahun lalu aku pertama merantau untuk bersekolah SMA di Ibukota Provinsi karena berdasarkan pertimbangan bersama orangtua, SMA di Ibukota Provinsi lebih bagus kualitasnya untuk aku bisa melanjutkan ke universitas di Jawa yang kata orang-orang dikampungku sangat bagus. 3 Tahun di SMA, aku bertemu dengan teman seangkatan dan juga banyak kakak kelas yang berasal dari kabupaten yang sama denganku. Setiap liburan sekolah tiba, kami pulang kampung. Saat itulah biasanya kami mengadakan acara bersama agar bisa saling bersilaturahmi lintas angkatan. Ajang inilah juga untuk saling mengenal diantara kami, karena kehidupan di SMA dulu yang sangat sibuk dan berbeda gedung tiap angkatan sehingga sulit membuat acara bersama lintas angkatan. Hanya beberapa kali kulihat dalam acara bersama ini wajah-wajah dan nama-nama baru, sepintas lalu. Hanya tau, wajah ini namanya ini sepertinya pendiam, wajah itu namanya itu sepertinya taat beribadah, tanpa tau bagaimana karakter spesifiknya.

Setiap waktu berlalu, terasa berat bagiku, melalui setiap tantangan kehidupan SMA dan berbagai pelajarannya yang lebih sulit dari masa SMP ku di Kabupatenku dulu, hingga kehidupan pribadi yang baru berjuang jauh dari orang tua. Namun, meskipun begitu, aku bersyukur karena saat itu aku menahan semua sakit yang ada, untuk tetap terus berlari mengejar apapun yang pantas untuk dikejar. Menahan perasaan agar tidak main-main dengan hati sehingga dapat mengganggu tujuan utamaku merantau yaitu mencari ilmu untuk bisa kuliah di Jawa.

berjalan menuju bis kota, source: freepik.com

Akhirnya masa-masa berat SMA terlalui. Saatnya berjuang untuk mencari universitas di Jawa. Berbagai informasi kukumpulkan, bertanya ke kakak tingkat, browsing, hingga mendaftar dan tes. Namun masih tertunda, tahun ini aku masih belum bisa kuliah di Jawa. Setelah diskusi panjang dengan orang tua, Kami memutuskan untuk kursus dulu di Ibukota Provinsi persiapan untuk mendaftar tahun depan. Tahun ke 4 ku merantau digunakan untuk itu. Aku jalani saja setiap pagi berangkat menuju tempat kursus, berdesak-desakan di bis, karena aku tidak memiliki kendaraan pribadi, dan kosanku lumayan jauh sekitar 15 km dari tempat kursus. Sebenarnya orang tuaku menyarankan untuk pindah di dekat tempat kursus, tapi karena sudah nyaman dikosan lama, dan ternyata di daerah tempat kursus tersebut harga kosannya lebih mahal. Jadi aku mengurungkan niat dan tetap berjuang setiap pagi dan sore berdesak-desakan di bis. Bahkan terkadang lari-lari dari halte menuju tempat kursus karena bangunnya telat atau karena sedang terjadi kemacetan. Pernah beberapa kali juga pulang malam karena mempelajari yang belum dimengerti. Yah semua kulakukan demi satu tujuan yaitu kuliah di Jawa.

Ujian masuk universitas barupun telah dimulai, sudah kupersiapkan jauh-jauh hari dengan khatam buku latihan ujian, mengikuti kursus, hingga tryout juga kujalani. Apapun yang terjadi, aku akan menghadapinya. Ujian kukerjakan dengan sungguh-sungguh. Aku mengakhiri ujian setelah beberapa orang keluar dari ruangan. Selepas ujian, memang sudah kuniatkan untuk pulang kampung, aku langsung menuju terminal, tanpa tiket bus sebelumnya. Aku mengantri di loket, Alhamdulillah dapet juga tiket bis yang murah dan jarang tersedia walaupun jauh-jauh hari dipesan. Tanpa berganti baju dan sepatu selepas ujian, aku naik bis menuju ke kabupatenku, sudah kubawa beberapa barang saja dalam ransel. Alhamdulillah hati lega setelah ujian dilaksanakan.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar