Kamu berpendidikan, kamu belajar, kamu financially stable, kamu bermanfaat bagi keluarga dan orang lain, kamu mempunyai karakter yang baik, dsb. Dengan semua hal-hal positive yang ada di diri kamu, ga pantas untukmu jika menyerah. Kamu layak mendapatkan yang terbaik menurut versimu. Jangan menurunkan standard hanya karena takut tidak akan ada yang memenuhi. Tetapkan hal-hal yang menjadi pointmu dalam mencari pasangan. Misalkan, nomer 1, gak merokok, terus ada perokok yang ndeketin kamu dan gak mau berubah, tapi karena kamu takut gak dapet orang lain, akhirnya kamu mau sama dia. Plis, tenang dulu, fikirkan lagi keputusanmu. Itu cuma 1 kriteria aja, kamu bisa pasang banyak kriteria, jika kamu tidak bisa mentoleransi dan menerimanya dengan hati yang lapang, tinggalkan.
Kamu sandwitch generation, yang harus bantu orang tua,
kakak, adek, ponakan, kakek ,nenek, bahkan om dan tante. Harus clear di awal
dengan pasanganmu, kalau dia tidak bisa mentoleransi itu, ya cari yang lain. Jangan
malah kamunya maksain diri memenuhi kriterianya yang bertabrakan dengan kondisi
kamu. Kehidupan pernikahan tidak akan selamanya mudah, jadi jangan mempersulit
dengan hal-hal yang bisa kamu antisipasi dari awal. Dari point ini aja udah gak
cocok, apalagi setelah mengenal lebih jauh di dunia pernikahan, sepertinya akan
banyak hal yang diluar ekspektasimu.
Jika dia bilang, “setelah menikah nanti aku akan berubah.” No
way! Pernikahan bukan sekolah yang hanya bertangung jawab untuk mendidik orang
dari yang ga punya ilmu berubah menjadi lebih banyak ilmu. Pernikahan juga
bukan panti rehabilitasi, yang menyembuhkan semua ketergantungan akan hal-hal
buruk. Pernikahan pun bukan rumah sakit, yang menyembukan semua luka. Lakukan semua
itu sebelum menikah, lihat perubahannya, serius gak dia mau berubah. Memberi
hidayah ke orang itu bukan tugasnya manusia, yakalik kamu mau ambil wewenang
Allah SWT, gak bisa!
Umur 25 tidak menjadikanmu wanita yang SALE 20%, 27 tahun SALE
40%, 30 tahun SALE 70%. Nooo, diumur berapapun kamu tetap berharga, bukan
barang diskonan atau barang gratisan yang bisa siapa aja ambil, yang penting
ada yang mau. Jangan. Sendiri lebih baik daripada dengan orang yang tidak tepat,
menyakitimu terus menerus dan disengaja.
Jangan jual murah diri kita ke laki-laki. Jika sekali kamu
dekati, tidak ada respon. Dua kali, tidak ada kabar. Tiga kali, menghilang. Dan
batas angka yang telah kamu ciptakan, jika tetap tidak ada balasan. Sudah. Tinggalkan.
Jangan mempermalukan diri sendiri. Dia tidak akan begitu jika mempunyai
perasaan dan siap dengan dirimu. Ingat, kamu sangat berharga.
Aku tau, menjadi wanita single harus strong melawan sepi,
omongan orang, perlakuan “beda”, dsb. Kamu harus mulai deal with it. Mulai
belajar mengendalikan jika semua hal tidak menyenangkan itu datang. Its okay to
be alone. Kamu tetap utuh dengan apa yang ada dalam dirimu. Damai adalah
pilihan, yang bisa diusahakan, dengan selalu mendekatkan diri ke Allah SWT, bersikap
positive, dsb. Sepi dan semua emosi negative memiliki fase masing-masing, pun
ketika kamu sudah menikah, sometimes kamu juga akan merasa sepi. Jangan mengantungkan
kebahagiaan dan semua hal dalam hidup kita ke manusia, akan kecewa, namun selalu
berpegang teguhlah ke Allah SWT. Sendiri atau berdua, kamu tetap perfect,
ciptaan Allah SWT yang sempurna dalam versimu.
Aku tetap mendukungmu, apapun pilihan hidupmu. Untuk mengejar
apapun yang ingin kamu kejar. Untuk menunggu siapapun yang ingin kamu tunggu. Untuk
meninggalkan dia yang tidak layak. Untuk menjadi versi terbaik dari dirimu.