Rabu, 13 Desember 2017

Jodoh dan Selftalk

Waspadai Tulisanmu 
oleh Hermawan Gatot Suhendro

“Yang saya harapkan dari seorang laki-laki yang nanti akan menjadi pasangan hidup saya itu yang penting bukan harta kekayaannya, tapi kesetiaannya, bukan masalah statusnya, tapi jujurnya, bukan kegantengannya, tapi ketulusannya..”
Saya dapat lagi untaian kalimat selftalk diatas dari seorang teman di beranda medsos..
Hhmm.. jangan salahkan siapa-siapa jika Tuhan hadirkan sosok laki-laki yang setia tapi gak jelas pekerjaannya(alias pengagguran) atau yang dewasa pemikirannya, dan tulus mencintai, dengan status duda tua, item dan jelek wajahnya..hahaha..

Ada teman lain yang juga nulis dalam sebuah komentar, mengenai seorang suami yang ketahuan selingkuh dengan sahabatnya sendiri..
Komennya begini,
“Saya belum menikah, tapi bagi saya, jika seorang suami ketahuan selingkuh, tidak setia, saya akan ampuni dan maafkan, bisa jadi ia khilaf semata, saya akan mempertahankan suami saya apapun yang terjadi, saya terima suami saya apa adanya, meski ia berkali-kali menyakiti hari saya, sebab suami saya bukan malaikat, ia manusia biasa, yang bisa berbuat salah..”
Teman diatas ini mungkin tidak menyadari, tulisan yang sudah tersimpan di memory semesta ini akan dianggap oleh Tuhan sebagai sebuah permintaan atau doa..
Dan jika permintaannya dikabulkan, punya suami tukang selingkuh, yang penting jangan salahkan siapa-siapa..

Salahkan diri sendiri, mengapa membuat “skenario hidup” yang buruk seperti itu..
So, Lets Transform!

 (source: Facebook Hermawan Gatot Suhendro)

***

Saya setuju dengan tulisan pak HGS ini, betapa hebatnya kekuatan fikiran kita dalam menentukan masa depan. Tulisan adalah produk dari fikiran kita. Ilustrasi contoh diatas yang pertama, seakan-akan benar menurut pemikiran kita, namun ternyata dalam ilmu selftalk itu salah. Mungkin mbaknya itu mau buat skala prioritas dalam memilih pasangan hidup yang menomer utamakan kualitas jiwa dan menomer sekiankan atribut-atribut yang menempel pada laki-laki tersebut seperti kekayaan, kegantengan, dsb. Cuma kata-katanya kurang pas aja karena dia meniadakan/tidak mencantumkan kekayaan, status, fisik menjadi kriteria tambahan dari kriteria utama.

Jodoh akan mendekat denganmu layaknya ombak mendekati pantai
Tapi ya kalau udah cinta dan cocok susah berfikir rasional. Namanya cinta juga buta hehe

Anyway, dalam islam boleh kok mencari pasangan hidup berdasarkan kekayaan, namun yang lebih utama itu agamanya, seperti hadist dibawah ini

Wanita dikawini karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya, sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka. (Hadist Shahih Riwayat Bukhari 6:123, Muslim 4:175)

Jadi kawan-kawanku seperjuangan, tidak apa-apa bermimpi dapat suami yang perfect dari sekarang, siapa tau kedepannya beneran dapet yang perfect itu, hehehe. Bikin lah skala prioritas dalam kriteria-kriteriamu itu, tapi yang paling utama agamanya yaa..

Belakangan yang bikin bingung itu, udah tau pas sebelum nikah kalau calonnya itu gak shalat, eh malah tetep lanjut aja sampai ke nikah. Dengan berharap akan berubah. Hmm yakin gitu bisa merubah dia? Kayaknya susah banget deh. Gini ya, shalat itu pondasi utama dalam agama islam. Kalau Allah saja dia tinggalin, masih percaya kehidupannya bener? Pasti tetep ada yang miss.
Itulah ya manusia kalau sudah dibutakan oleh cinta, tapi kalau mengenai agama ya jangan buta dong. Hmmm gimana sih ya..

****

Ilustrasi contoh diatas yang kedua, aku gak setuju banget. Mbak nya ini ya pasrah bener, aku juga belum nikah, tapi gak berfikiran gitu juga, aku mah gak mau di selingkuhi walaupun dengan alasan khilaf. Aku aja sampai kefikiran bikin perjanjian pra-nikah tentang selingkuh ini hehe.. karena guys, selingkuh itu bukan hanya melukai pasangan, tapi juga melukai keluarga, melukai sesama wanita, melukai akhirat, melukai semualah. So, Please, dont think u will cheat in your family life.
Everlasting yo sama pasanganmu kedepan.. Aamiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar