Sabtu, 11 Maret 2017

5 Cerita Kehidupan Unik di Kabupaten Bangka


tim! KT201
Tulisan ini sebenarnya catatan untuk saya dan semoga bisa diambil manfaatnya bagi para pengunjung halaman blog ini.

Well, ini adalah pengalaman pertama saya berada di Pulau Bangka Provinsi Bangka Belitung. Selain terkenal dengan martabak bangkanya yang rasanya bikin pengen makan terus, Bangka Belitung juga terkenal dengan keindahan wisata alamnya yang sudah saya buktikan sendiri.

Saya akan menceritakan kengumunan saya  keunikan yang ada di Kabupaten Bangka ini

1. Desa Rukam yang kurang lebih separo rumah tangganya yang tidak punya WC dan BAB di kebun

Yah, tidak pernah saya bayangkan sebelumnya menemui banyak warga yang masih mengunakan cara lama dalam BAB, yaitu mengali tanah dan mengubur BAB nya di kebun. Hmm, ini bukan berkata-kata jorok ya, karena ini adalah fakta. You know that, BAB dengan cara itu bahaya lo, karena berpotensi mudah dalam penyebaran penyakit. Bu Bidan bercerita bahwa di Desa ini beberapa tahun lalu pernah terdapat KLB(Kejadian Luar Biasa) karena banyak warganya secara bersamaan sakit muntaber. Saya juga telah memberi laporan ke perangkat desa, beliau membenarkan penyataan saya dan bercerita sekitar 100 rumah yang belum memiliki WC. Beliau menambahkan lagi, sudah ada pembagian kloset gratis beberapa tahun yang lalu, tapi tidak semua dieksekusi oleh warganya. Saya hanya berpositive thinking saja bahwa mereka belum mempunyai uang untuk membangun fasilitas WC sendiri.

2. Tidak hanya mengenai WC, tapi banyak warga di desa Rukam yang masih mandi dan mencuci baju di sungai atau di pemandian umum terbuka.


Hmm, setiap pagi dan sore hari sepulang dari nyacah di desa ini, saya melihat banyak yang mandi dan mencuci baju di pemandian umum dan sungai. Tapi uniknya, laki-laki dan perempuan bergantian memakai fasilitas umum ini. Jika masih ada wanita-wanita yang mencuci baju, laki-lakinya nungguin di pinggir agar selesai semua lalu mereka baru mandi. Tapi jangan ngeres ya, mereka pakai kain(jarik) untuk basahan. Dan kain basahan ini tetap digunakan oleh mereka yang sudah punya kamar mandi sendiri. Kalau masyarakat disekitar habitat saya kan pakai handuk saja cukup ya.

3. Terdapat pelatihan public speaking tentang agama


Anak-anak kecil di desa ini setiap rabu malam ada latihan ceramah, ada juga menjadi MC, baca doa, dsb. Kegiatan tersebut dibimbing oleh karang taruna di desa tersebut. Selain itu ada juga mengaji TPA pada pukul 1.30 hingga jam 4. Tujuannya agar ada regenerasi untuk karang taruna dan latihan juga untuk lomba. Konsepnya unik, saya suka, adik-adik sekecil itu juga sudah pada kelihatan percaya diri, walaupun masih dalam tahap belajar sih.

4. Sebagian besar warganya bekerja di kebun
pohon lada


Mereka kebanyakan mencari nafkah di kebun, ada yang di kebun karet, sawit dan sahang(lada). Namun, ada juga yang satu keluarga punya ketiganya. Pertama kali lihat pohon-pohon itu secara langsung ya di sini. Btw, investasi lahan disana masih murah lo, skitar 15-25 jt per hektarnya. Itu masih dalam bentuk lahan ya. Kalau didalamnya sudah ada sawit yang siap panen ya sekitar 60 jt an lah.
Rumah kebun, untuk beristirahat siang hari



5. Ada pasar malam sekali dalam seminggu




Pasar malam disini menjual beraneka macam kebutuhan sehari-hari seperti sayur mayur, sabun, tas, jam, jamu, makanan, dsb. Baru ditempat ini saya  melihat kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, deterjen, bumbu-bumbu, sayur dsb di bazarkan dipasar malam. Hmm, unik sekali dan lumayan rame. Btw pasar malam ini berpindah setiap hari dari desa satu ke desa lainnya. Masih traditional sekali ya. Kalau pasar malam di Klaten isinya berbagai wahana permainan, ada yang jual barang dan makanan sih tapi bukan kebutuhan sehari-hari.


Ada juga makanan yang baru saya coba disini: selada, tekwan, sama lempah kuning. Hmm, pengalaman sekali seumur hidup PKL di Bangka ini. Simulasi penempatan setelah wisuda dan magang. Dimanapun berada bersyukur saja, jangan kebanyakan mengeluh dan meratapi kehidupan. Fighting!

Btw, I miss that girl, nindi(anak pak sekdes)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar