tim! KT201 |
Tulisan ini sebenarnya catatan untuk saya dan semoga bisa
diambil manfaatnya bagi para pengunjung halaman blog ini.
Well, ini adalah pengalaman pertama saya berada di Pulau
Bangka Provinsi Bangka Belitung. Selain terkenal dengan martabak bangkanya yang
rasanya bikin pengen makan terus, Bangka Belitung juga terkenal dengan
keindahan wisata alamnya yang sudah saya buktikan sendiri.
Saya akan menceritakan kengumunan saya keunikan yang ada di Kabupaten Bangka ini
1. Desa Rukam yang kurang lebih separo rumah tangganya yang
tidak punya WC dan BAB di kebun
Yah, tidak pernah saya bayangkan sebelumnya menemui banyak
warga yang masih mengunakan cara lama dalam BAB, yaitu mengali tanah dan
mengubur BAB nya di kebun. Hmm, ini bukan berkata-kata jorok ya, karena ini
adalah fakta. You know that, BAB dengan cara itu bahaya lo, karena berpotensi
mudah dalam penyebaran penyakit. Bu Bidan bercerita bahwa di Desa ini beberapa
tahun lalu pernah terdapat KLB(Kejadian Luar Biasa) karena banyak warganya
secara bersamaan sakit muntaber. Saya juga telah memberi laporan ke perangkat
desa, beliau membenarkan penyataan saya dan bercerita sekitar 100 rumah yang
belum memiliki WC. Beliau menambahkan lagi, sudah ada pembagian kloset gratis
beberapa tahun yang lalu, tapi tidak semua dieksekusi oleh warganya. Saya hanya
berpositive thinking saja bahwa mereka belum mempunyai uang untuk membangun
fasilitas WC sendiri.
2. Tidak hanya mengenai WC, tapi banyak warga di desa Rukam
yang masih mandi dan mencuci baju di sungai atau di pemandian umum terbuka.
Hmm, setiap pagi dan sore hari sepulang dari nyacah di desa
ini, saya melihat banyak yang mandi dan mencuci baju di pemandian umum dan
sungai. Tapi uniknya, laki-laki dan perempuan bergantian memakai fasilitas umum
ini. Jika masih ada wanita-wanita yang mencuci baju, laki-lakinya nungguin di
pinggir agar selesai semua lalu mereka baru mandi. Tapi jangan ngeres ya,
mereka pakai kain(jarik) untuk basahan. Dan kain basahan ini tetap digunakan
oleh mereka yang sudah punya kamar mandi sendiri. Kalau masyarakat disekitar habitat
saya kan pakai handuk saja cukup ya.
3. Terdapat pelatihan public speaking tentang agama
Anak-anak kecil di desa ini setiap rabu malam ada latihan
ceramah, ada juga menjadi MC, baca doa, dsb. Kegiatan tersebut dibimbing oleh
karang taruna di desa tersebut. Selain itu ada juga mengaji TPA pada pukul 1.30
hingga jam 4. Tujuannya agar ada regenerasi untuk karang taruna dan latihan
juga untuk lomba. Konsepnya unik, saya suka, adik-adik sekecil itu juga sudah
pada kelihatan percaya diri, walaupun masih dalam tahap belajar sih.
4. Sebagian besar warganya bekerja di kebun
pohon lada |
Mereka kebanyakan mencari nafkah di kebun, ada yang di kebun
karet, sawit dan sahang(lada). Namun, ada juga yang satu keluarga punya
ketiganya. Pertama kali lihat pohon-pohon itu secara langsung ya di sini. Btw,
investasi lahan disana masih murah lo, skitar 15-25 jt per hektarnya. Itu masih
dalam bentuk lahan ya. Kalau didalamnya sudah ada sawit yang siap panen ya
sekitar 60 jt an lah.
Rumah kebun, untuk beristirahat siang hari |
5. Ada pasar malam sekali dalam seminggu
Pasar malam disini menjual beraneka macam kebutuhan
sehari-hari seperti sayur mayur, sabun, tas, jam, jamu, makanan, dsb. Baru
ditempat ini saya melihat kebutuhan
sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, deterjen, bumbu-bumbu, sayur dsb di
bazarkan dipasar malam. Hmm, unik sekali dan lumayan rame. Btw pasar malam ini
berpindah setiap hari dari desa satu ke desa lainnya. Masih traditional sekali
ya. Kalau pasar malam di Klaten isinya berbagai wahana permainan, ada yang jual
barang dan makanan sih tapi bukan kebutuhan sehari-hari.
Ada juga makanan yang baru saya coba disini: selada, tekwan,
sama lempah kuning. Hmm, pengalaman sekali seumur hidup PKL di Bangka ini. Simulasi
penempatan setelah wisuda dan magang. Dimanapun berada bersyukur saja, jangan
kebanyakan mengeluh dan meratapi kehidupan. Fighting!
Btw, I miss that girl, nindi(anak pak sekdes) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar