Jumat, 28 Juli 2017

Pelajaran Hebat dari Perjuangan Cinta dan Patah Hati


            Manusia diberi karunia untuk bisa mencintai lawan jenis. Cinta timbul di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Pada dasarnya, rasa cinta timbul setelah muncul kekaguman-kekaguman yang membuat ingin memiliki, menyayangi, menjaga, dsb. Cinta merupakan anugrah dari yang Maha Kuasa yang diberikan ke hati manusia, tapi belum tentu perasaan yang dimiliki sama. Manusia menyikapi cinta kedalam banyak tindakan, itu merupakan ujian bagi kita semua apakah termasuk golongan yang taat atau sebaliknya.

via google.com
            Setelah dalam perjalanan yang panjang, melelahkan, menguras habis hati, aku dapatkan pelajaran yang tak terduga. Dulu, mungkin orang menyebutnya cinta monyet. Akan tetapi, cinta monyet tak akan bisa bertahan selama itu. Kondisi hati bisa senang, dan kebanyakan sakit melihatnya dengan orang lain. Yang bisa aku lakukan hanya pergi menjauh dan menangis.

            Dulu, aku melihatmu sebagai sosok sempurna yang punya apa saja dalam kriteriaku. Aku bahkan buta, sampai-sampai sahabatku mengingatkan, bahwa kamu tak pantas aku cintai. Aku menghiraukan pikiran untuk pergi menjauh darimu. Aku tetap mengejarmu, aku tetap peduli kepadamu, aku tetap terus mendekatimu. Setelah 2 tahun berlalu aku mulai sadar, bahwa selama ini aku hanya kau abaikan dan tak kau acuhkan sedikitpun. Aku mulai mencari jawaban-jawaban tentang perasaanmu kepadaku. Aku mulai mendeteksi dari caramu menanggapiku. Ternyata hatimu untuk yang lain, aku tak ada sedikitpun dihatimu. Lalu, aku putuskan pergi.

1.      Aku belajar bahwa Allah memberi yang aku butuhkan bukan yang aku inginkan

Patah hatiku membawaku lebih mendekatkan diri kepada Allah, aku mempelajari Islam secara sungguh-sungguh. Jika saja dahulu kita mempunyai perasaan yang sama, mungkin saat ini kita sudah kebanyakan dosa mendekati zina. Yah, bahkan aku bersyukur dijatuhkan Allah sejatuh-jatuhnya saat aku mengejarmu justru kamu semakin jauh dan sikapmu tidak sedikitpun sama denganku. Aku dapat bangkit dan mengetahui bahwa Islam melarang pacaran.

2.      Karena perasaanku kepadamu besar, aku tidak dapat jatuh cinta ke lain orang

Aku jadi orang yang sangat cuek ke lawan jenis saat itu bukan kamu, padahal kamu tak pernah datang kepadaku. Aku tidak menjadi sasaran lawan jenis untuk dijadikan pemuas nafsu. Ngeri ya kata-kata ‘pemuas nafsu’, benar memang ngeri, saat orang lain bebas mengungkapkan rasa sayang dengan kata-kata atau tindakan padahal dia belum halal. Mau dibilang apa lagi?

3.      Aku belajar mengikhlaskan
via google.com


Saat ini, aku benar-benar menghargai cinta. Aku yakin semua orang mempunyai cinta yang hebat. Aku dapat melihat cinta dari sisi lain yaitu ketulusan mengiklaskan dan melepas pergi. Ternyata cinta itu tidak harus memiliki. Setiap hari aku dapat merasakan gejolak cintaku. Aku mencintaimu dalam diam. Aku tetap mengagumimu dan menaruh harapan besar agar kamu bahagia dalam hidup dengan siapapun itu.

4.      Aku dapat fokus mengejar cita-cita dan berbuat banyak untuk keluargaku

Karena kamu tak pernah ada dalam hidupku. Aku mengisinya dengan belajar dan bekerja dengan keras. Aku dapat menikmati waktu bersama keluarga tanpa diganggu hp yang berdering menanyai, “Sedang apa kamu sayang?”

5.      Aku dapat menghargai cinta

Aku sudah merasakan sulitnya mencintai. Saat aku sudah punya cintaku sendiri. Aku akan menghargai itu semua. Aku akan selalu bersyukur cintaku tidak satu arah dan tidak bertepuk sebelah tangan.

Setelah 5 tahun berlalu, aku sudah sepenuhnya mengikhlaskanmu dan tak peduli apa yang kamu lakukan dalam hidupmu. Aku sudah mengangapmu sebagai teman. Ternyata cinta yang tidak dirawat akan hilang dengan sendirinya jika kita mengikhlaskan.

Kini sudah ada di tahun ke 7 sejak aku mulai mempunyai perasaan denganmu. Aku mulai sibuk dengan pekerjaanku dan segala deadline yang setiap hari mengejarku. Tiba-tiba surat datang, wow, it’s amazing. You will get married.


The last, i wanna say, “Selamat menempuh hidup baru, MASA REMAJAKU”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar