mencari jalan kemana harus melangkah
Sebelumnya tak
pernah terbayangkan untuk hidup di kota metropolitan ini. Dulu Jakarta
difikiranku hanya ada banjir dan macet karena berita tv mengatakan itu selain
kriminalitasnya. Ternyata setelah disini, semua terasa berbeda dan banyak yang sudah
kutemukan disini tapi bukan cinta :D
Berangkat dari
kabupaten kecil bernama Klaten ke ibukota yang penuh dengan kemegahan memang
terasa njomplang. Jakarta itu sangat
menarik. Disela-sela kesibukan kuliah dan organisasi aku jelajahi beberapa
destinasi menarik di Jakarta dan sekitarnya, seperti Monas penuh kenangan
manis, kota tua, museum-museum, ragunan, hutan mangrove, mall-mall,
pasar-pasar, pameran-pameran, stadion, ancol, kebun raya bogor, masjid istiqlal
dsb. Selain itu dengan mudah bertemu artis di mall menjadi hal biasa dan tidak
ada sesuatu yang spesial. Naik bus TransJakarta, Kereta listrik, bajai, angkot,
ojek, taxi, mobil, kopaja, metromini menjadi biasa tapi tetep yang special
adalah jalan kaki, karena disini gak bawa motor jadi kemana-mana seringnya
jalan kaki. Berdiri berjam-jam di transportasi umum sudah biasa karena macet. Akses
yang mudah ke tempat nongkrong dan makan seperti mcd, pizzahut, sevel(sayangnya
udah tutup yang disamping kampus), kafe cuma tinggal jalan aja dari kosan.
Benar seperti
di ftv pertama liat gedung tinggi-tinggi seperti orang terkagum-kagum, gimana
ya bisa bangun gedung setinggi itu dan jaraknya deket-deket. Merasa aneh saat
duduk sampingan dengan orang tapi tidak saling menyapa, padahal di klaten itu
adalah kesopanan. Saat mencoba memulai percakapan seperti di Klaten malah
dilihat sinis sama lawan bicaranya. Ternyata orang jakarta emang gitu tidak
suka terlalu banyak komunikasi(basa-basi) dengan orang yang tidak dikenal
karena hal tersebut tidak terlalu penting dan menghindari
kriminalitas(jangan-jangan malah dihipnotis lagi). Dan hal itu kebawa pas balik
kampung hohoho, kadang ditegur bapak suruh menyapa atau salim(berjabat tangan) jika sudah kelupaan.
Sudah
banyak perjalanan yang aku lakukan di jakarta ini. Ternyata semua itu hanya
kesenangan yang sesaat. Aku orangnya lebih suka datang ke tempat baru daripada
mengulang ke tempat yang sama kecuali udah jadi tempat favorite. Setelah tidak
ada destinasi yang aku inginkan maka mulai bosan dan lebih betah di kos atau
beli tiket kereta terus pulang kampung. Hmm, di pertengahan tahun pertama aku
menemukan setitik cahaya islam di jakarta ini. Aku mulai mengikuti liqo’(pengajian
kecil dibimbing kakak tingkat), tahsin(belajar baca al quran),
pengajian-pengajian, kepanitiaan rohani islam, baksos ke suatu tempat. Udara yang
menyegarkan untukku disela-sela polusi tinggi udara dijakarta.
Aku
mulai belajar bagaimana Islam yang sebenarnya, mulai melakukan kewajiban yang
belum aku laksanain misal belajar baca al quran yang benar, menjadi agen muslim
yang baik. Ternyata menjadi agen muslim yang baik bukan dengan menyebarkan
kabar kebencian terhadap sesama tetapi menebarkan kasih sayang kepada semua
orang entah orang islam atau bukan. Aku mulai mengenal orang yang sekitar
umurku tapi islamnya udah keren banget bisa ngapal qur’an dan menerapkan Islam
dengan bener. Aku ini bagai debu-debu diantara mereka-mereka hohoho L
Selain
mengenal Islam tapi aku juga lebih mengenal kehidupan karena keluar dari ketek
bapakibu zona nyaman bersama keluarga. Aku belajar memanage uang, waktu, emosi,
perasaan dengan baik. Aku juga belajar menjadi wanita yang baik walaupun gak
sampai-sampai kesitu hohoho seperti memasak, merajut, mencuci, dsb. Jika dirumah
tugas sudah dibagi-bagi. Aku dapetnya nyetlika kalau dirumah jadi gak
mewajibkan nyuci, masak, dsb. Banyaknya terima beres aja kalau dirumah. Tapi kalau
disini harus berproses semuanya. Mau makan ya masak dulu, mau pakai baju ya
nyuci dan nyetlika dulu, dsb.
Ritual
pagi yang menyenangkan dikosan adalah sarapan roti dan buah sambil dengerin
radio habis itu berangkat kampus seringnya sampai habis magrib. Pulang ke kos
tinggal nyelesein kewajiaban seperti tugas, target amalan harian, dsb, tidur
deh. Disini radio nya asik-asik buat didengerin kayak prambos, genfm, indica,
dsb karena gak ada tv wkwk.
Pukul 09.50
Jakarta, 25 okt 2016