Minggu, 14 Maret 2021

A Woman Thought: Menunggu

Menunggu. Ya kebanyakan wanita memilih menunggu daripada memulai terlebih dahulu. Bukan karena ia tidak mau berjuang dan berusaha, tapi banyak alasan mengapa ia memilih untuk menunggu saja.



Ia memiliki kehidupan yang berat

Sehingga, tidak mau menyeret orang masuk dalam kehidupannya. Tidak mau memaksa orang lain merasakan ketidak sempuraan hidupnya yang sangat banyak. Ia berfikiran, jika berani memulai harus mempersiapkan agar orang yang diundang tersebut nyaman dalam ekosistemnya. Nyatanya dilihat dari sisi apapun akan sulit jika bertemu orang yang tidak siap. Sebaliknya, jika memang laki-laki menginginkannya, dalam alam bawah sadar dan alam sadarnya, ia sanggup berjuang bersama mengarungi kehidupan yang sebelumnya perempuan ini jalani dan yang akan dijalani. Laki-laki ini sadar bahwa ia siap menangung semua ketika memutuskan untuk bersama.

Ia merasa laki-laki itu terlalu sempurna untuknya

Jujur, berat sekali menuliskan topik ini. ada rasa sesak di data feeling that feel. Baik kita lanjutkan.. Ia melihat laki-laki itu seperti terlalu baik untuk dirinya. Tidak ada yang dibanggakan dari diri si perempuan ini yang membuat ia pantas didampingi oleh lelaki sekeren itu. Ia berfikiran bahwa lelaki itu memiliki banyak hal yang tidak dimiliki oleh perempuan ini. jadi, ia merasa tidak sepadan. Mana berani ia memulai dengan tidak ada bekal yang ia punya.

 Ia merasa lelaki ini bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik darinya

Melihat perempuan lain, kayaknya perempuan ini pas deh sama laki-laki yang disukai itu. Dengan membandingkan label-label yang diberikan manusia lain, sepertinya mereka perfect match. Merasa dirinya tidak mempunyai apa yang dipunyai perempuan yang lebih baik darinya. Seperti yang kita tau bahwa tiba-tiba si A dan si B menikah, dengan kesamaan kualiitas diri mereka.

Ia merasa laki-laki itu sedang menyukai perempuan lain

Dengan contoh diatas, tiba2 si A menikah dengan si B. Yah itu yang bikin perempuan berfikiran, kayaknya nih si laki-laki sedang berproses dengan perempuan lain. Walaupun sebelumnya kita berfikiran kayaknya si dia tertarik deh dengan diriku, eh tiba-tiba nikah dengan yang lain. Yaa, mana kuat wanita yang sangat lemah itu untuk menerima kenyataan itu.

Ia merasa banyak perbedaan

Banyak perbedaan yang membuat semakin tidak berani untuk memulai terlebih dahulu. Apalagi, ia sebenarnya tidak dekat secara personal, hanya sekedar tau saja. Sulit sekali untuk ia memulai terlebih dahulu atas pertimbangan yang sangat banyak sekali.

Dari wanita yang sudah 2 tahun lebih bekerja ini, serta banyak sekali mimpi-mimp-inya, banyak sekali tangung jawabnya. Ia hanya bisa memasrahkan kepada Allah SWT lelaki mana yang akan mendampinginya, kapan waktu yang tepat serta dengan cara apa mereka bertemu dan menjadi halal. Dengan banyak keraguan yang ada dalam dirinya, keputusan terbaik dan menentramkan untuknya sekarang ya hanya menunggu, tidak berani memulai, tidak berani bergerak. Mana yang terbaik, ia pasrahkan saja padaNya. Apakah ini keputusan yang tepat atau tidak, ia pun tidak tau. Namun belajar dari pengalamannya, jika ia tidak yakin, akan ada saatnya tau bahwa sebenarnya tidak melakukannya adalah keputusan yang terbaik. Semoga dalam perkara ini, pilihan menunggu menjadi keputusan terbaiknya.

Kurang sebentar lagi berakhir janji untuk memikirkan yang terbaik untuk diriku dan dirimu. Ternyata menuju ujung ini, keputusan menunggu adalah pilihan terbaik setelah melewati malam maupun siang istiqoroh meminta keputusan kepadaNya. Semoga menunggu memang jawaban yang diberikanNya untuk perkara ini.

Last but not least. Sungguh aku bisa mengikhlaskanmu. Sungguh aku tidak apa-apa melalui hidup seperti ini setiap harinya, aku baik-baik saja ya Allah atas semua takdirMu yang telah Engkau berikan kepadaku. Aku berpasrah kepadamu dengan sebenar-benarnya pasrah. Hamba ridho atas jalan hidup yanng telah Engkau piilihkan, dan itu yang membuat hatiku tentram saat ini.