Menunggu. Ya kebanyakan wanita memilih menunggu daripada memulai terlebih dahulu. Bukan karena ia tidak mau berjuang dan berusaha, tapi banyak alasan mengapa ia memilih untuk menunggu saja.
Ia memiliki kehidupan yang berat
Sehingga, tidak mau menyeret orang masuk dalam kehidupannya.
Tidak mau memaksa orang lain merasakan ketidak sempuraan hidupnya yang sangat
banyak. Ia berfikiran, jika berani memulai harus mempersiapkan agar orang yang
diundang tersebut nyaman dalam ekosistemnya. Nyatanya dilihat dari sisi apapun
akan sulit jika bertemu orang yang tidak siap. Sebaliknya, jika memang
laki-laki menginginkannya, dalam alam bawah sadar dan alam sadarnya, ia sanggup
berjuang bersama mengarungi kehidupan yang sebelumnya perempuan ini jalani dan
yang akan dijalani. Laki-laki ini sadar bahwa ia siap menangung semua ketika
memutuskan untuk bersama.
Ia merasa laki-laki itu terlalu sempurna untuknya
Jujur, berat sekali menuliskan topik ini. ada rasa sesak di
data feeling that feel. Baik kita lanjutkan.. Ia melihat laki-laki itu seperti
terlalu baik untuk dirinya. Tidak ada yang dibanggakan dari diri si perempuan
ini yang membuat ia pantas didampingi oleh lelaki sekeren itu. Ia berfikiran
bahwa lelaki itu memiliki banyak hal yang tidak dimiliki oleh perempuan ini.
jadi, ia merasa tidak sepadan. Mana berani ia memulai dengan tidak ada bekal
yang ia punya.
Ia merasa lelaki ini
bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik darinya
Melihat perempuan lain, kayaknya perempuan ini pas deh sama
laki-laki yang disukai itu. Dengan membandingkan label-label yang diberikan
manusia lain, sepertinya mereka perfect match. Merasa dirinya tidak mempunyai
apa yang dipunyai perempuan yang lebih baik darinya. Seperti yang kita tau
bahwa tiba-tiba si A dan si B menikah, dengan kesamaan kualiitas diri mereka.
Ia merasa laki-laki itu sedang menyukai perempuan lain
Dengan contoh diatas, tiba2 si A menikah dengan si B. Yah itu
yang bikin perempuan berfikiran, kayaknya nih si laki-laki sedang berproses
dengan perempuan lain. Walaupun sebelumnya kita berfikiran kayaknya si dia
tertarik deh dengan diriku, eh tiba-tiba nikah dengan yang lain. Yaa, mana kuat
wanita yang sangat lemah itu untuk menerima kenyataan itu.
Ia merasa banyak perbedaan
Banyak perbedaan yang membuat semakin tidak berani untuk
memulai terlebih dahulu. Apalagi, ia sebenarnya tidak dekat secara personal,
hanya sekedar tau saja. Sulit sekali untuk ia memulai terlebih dahulu atas
pertimbangan yang sangat banyak sekali.
Dari wanita yang sudah 2 tahun lebih bekerja ini, serta
banyak sekali mimpi-mimp-inya, banyak sekali tangung jawabnya. Ia hanya bisa
memasrahkan kepada Allah SWT lelaki mana yang akan mendampinginya, kapan waktu
yang tepat serta dengan cara apa mereka bertemu dan menjadi halal. Dengan banyak
keraguan yang ada dalam dirinya, keputusan terbaik dan menentramkan untuknya
sekarang ya hanya menunggu, tidak berani memulai, tidak berani bergerak. Mana yang
terbaik, ia pasrahkan saja padaNya. Apakah ini keputusan yang tepat atau tidak,
ia pun tidak tau. Namun belajar dari pengalamannya, jika ia tidak yakin, akan
ada saatnya tau bahwa sebenarnya tidak melakukannya adalah keputusan yang
terbaik. Semoga dalam perkara ini, pilihan menunggu menjadi keputusan
terbaiknya.
Kurang sebentar lagi berakhir janji untuk memikirkan yang terbaik
untuk diriku dan dirimu. Ternyata menuju ujung ini, keputusan menunggu adalah
pilihan terbaik setelah melewati malam maupun siang istiqoroh meminta keputusan
kepadaNya. Semoga menunggu memang jawaban yang diberikanNya untuk perkara ini.
Last but not least. Sungguh aku bisa mengikhlaskanmu. Sungguh
aku tidak apa-apa melalui hidup seperti ini setiap harinya, aku baik-baik saja
ya Allah atas semua takdirMu yang telah Engkau berikan kepadaku. Aku berpasrah
kepadamu dengan sebenar-benarnya pasrah. Hamba ridho atas jalan hidup yanng
telah Engkau piilihkan, dan itu yang membuat hatiku tentram saat ini.