Myart
Berbagi karena peduli
Minggu, 29 Januari 2023
Etika Komunikasi
Tentang Kehilangan
Kata psikolog yg nemu di ig dan lupa namanya sapa, "orang yang pergi dalam kehidupanmu, seperti orang tersebut meninggal dalam kehidupanmu. Walaupun di kehidupannya yang sebenarnya, dia masih hidup."
Sebagaimana ada yang meninggal, maka sudah sepantasnya kita bersedih. Its okay untuk griefing.
Tahap-tahap griefing memang panjang. Mulai dari merasa kehilangan, kosong, sepi, hampa, merindukan. Lalu perlahan menyadari, bahwa people come and go. Lalu bisa balik lagi ke tahap pertama. Sampai ke tahap mengikhlaskan pun, sometimes masih terasa sakit dan kangennya. Namun bukan berarti kamu mau dia balik di kehidupanmu. Tidak, hanya kamu kangen moment-moment yang berkesan dengannya.
Sudah selayaknya begitu. Jangan mulai lagi mencari-cari tentang dirinya. Sudah biarkan dirimu move on.
Biarkan dirimu merasa damai tanpa dirinya.
Aku bukan tipe yang baik-baik saja dengan kehadiran orang yang meninggalkanku. Aku mengijinkan dirinya memiliki kehidupan tanpa diriku. Akupun juga mengijinkan diriku memiliki kehidupan tanpa tau kabar apapun darinya. Aku cukup bisa bertahan di kehidupan yang sebentar ini tanpa dia yang telah meninggalkanku.
Bukan berarti memutuskan tali silaturahmi, karena kita berpisah dengan cara yang baik-baik. Beda ceritanya jika habis berantem hebat tanpa penyelesaian, wajib bagi kita untuk menyapa duluan.
Its okay tidak ada dirinya dalam kehidupanmu. Kamu masih bisa beraktivitas seperti biasanya.
Dan begitu pula, saat kamu yang harus meninggalkan orang lain. Ia akan hidup dengan baik-baik saja. Ia tetap bisa berjalan, makan, minum, beraktivitas dengan biasanya. Membawa luka, iya pasti, siapa sih yang masih hidup di dunia ini yang tidak memiliki luka? Sepertinya tidak ada..
Ijinkan dirimu untuk bertumbuh. Ijinkan dirimu untuk merasa baik-baik saja. Dan doakan dia jika teringat, berbaik hatilah pada dirimu dan semua manusia di bumi ini termasuk dia. Justru hal tersebut yang akan bantu kamu untuk damai lebih cepat. Dengan tidak menyimpan dendam, tidak menyalahkan orang lain, dan memahami konsep takdir Allah SWT.
Apapun yang telah terjadi di kehidupan dunia ini sudah Allah SWT takdirkan.
Terimakasih diri, telah bertahan dengan baik, telah berjuang hingga detik ini. Alhamdulillah 'ala kulli hal.
Minggu, 18 September 2022
Sadar Diri
Kalau Allah SWT belum kasih apa yang menjadi doamu, mungkin Dia menganggap kamu belum pantas. Tidak perlu membandingkan dengan orang lain. Semua memiliki jatah masing-masing menurut ukuranNya.
“…Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” [Al-Furqaan/25 : 2]
Sudahlah, percaya aja sama hitungan Allah SWT. Ukuran yang ia berikan itu sempurna, seperti ayat di atas bahkan dengan serapi-rapinya. Mana bisa kamu yang hanya manusia mengklaim bahwa apa yang menjadi rencanamu adalah yang terbaik untukmu.
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri. (Qs. Yunus:44)
Allah SWT tidak mungkin mendzolimi hambaNya. Jadi, cukup percaya dan bergantung saja kepadaNya. Ia selalu memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-hambaNya.
Keimananmu tidak akan sempurna sampai kamu mengimani rukun iman yang ke 6, iman kepada qada dan qadar. Saat kamu menganggap bahwa kehidupan ini tidak adil, maka kamu berhadapan dengan Allah SWT yang menentukan takdir setiap hambaNya. Apakah kamu berani mengatakan bahwa Allah SWT salah dan tidak adil? Tentu tidakkk kan. Jadi hati-hati dalam berfikir.
"Segala sesuatu itu ada hakikatnya. Seorang hamba tidak akan sampai kepada hakikat iman sampai ia meyakini bahwa apapun yang (ditakdirkan) menimpanya, tidak akan meleset darinya. Dan apapun yang (ditakdirkan) tidak menimpanya maka tak akan menimpanya." (HR Muslim dari Abu Darda)
Barakallah, semoga Allah SWT memberikan keberkahan dan kedamaian dalam kehidupan kita. Sekian.
Minggu, 04 September 2022
8 Ayat di Qur'an Surat Ali Imran yang Membuat Tertegun Ketika Membaca Terjemahannya
Ayat 129-136 di Qur'an Surat Ali Imran ini relate banget sama apa yang kamu alami saat ini:
129. Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
130. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
131. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan bagi orang kafir.
132. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat
133. Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzhalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.
136. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.
Kamu sedang relate ke ayat berapa? Ampunan, riba, api neraka, surga, infak, menahan amarah, memaafkan, atau yang lain?
Isi ayat-ayatnya luar biasa yaa.. setiap ayat punya makna sendiri untuk pembaca.
Memaafkan orang lain
Ternyata menahan amarah dan memaafkan orang lain juga diperintahkan. Demi apa? Bukan hanya dalam rangka beribadah kepadaNya tapi juga untuk mendamaikan hidupmu. Allah SWT memang sangat menyayangi hamba-hamba Nya.
Jumat, 26 Agustus 2022
Hal yang Mengerikan dari Menghilang